💧 Watu Gajah Gunung Merapi

2017Okt 2 - Pendakian gunung Merapi via New Selo, setelah erupsi 2010. Informasi petunjuk jalan menuju ke basecamp New Selo WatuGajah, Merapi 0.00 Miles Away; Bascamp merapi/new selo 1.30 Miles Away; Alam Sutra Selo Boyolali 1.36 Miles Away; Kawasan Wisata New Selo Boyolali 1.50 Miles Away; Basecamp Pak Pardi Merapi Selo 1.56 Miles Away; Menir guide Merapi Jl.kihajar salaka 1.76 Miles Away; EXPLORE NEARBY WATU GAJAH, MERAPI Local business; WATUGAJAH MERAPI SELO BOYOLALI Watu Gajah Terletak di Gunung Merapi, Suroteleng, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ayodolan kesini, bebatuan besar . Gunung Merapi Harga Tiket Masuk Jam Buka 24 jam. Nomor Telepon -. Alamat / Lokasi Dusun 2, Suroteleng, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia, -. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung ini terletak di dua provinsi dan empat kabupaten sekaligus. Sisi selatan menempati Provinsi DIY, sementara sisi lainnya berada termasuk dalam wilayah Jawa Tengah. Imej Gunung Merapi memang lekat dengan kemegahannya sebagai gunung aktif. Hingga saat inipun Mahaguru Merapi’ sesekali masih erupsi dan memuntahkan isinya. Namun, ketika sedang beristirahat gunung ini adalah salah satu destinasi pendakian populer. Meski menegangkan, namun Puncak Merapi dikenal dengan sajian panorama alamnya yang menakjubkan. Baca TEMPAT WISATA DI JOGJA 49 Destinasi Anti-Mainstream Pendaki perlu membayar tiket masuk di pintu masuk Taman Nasional Gunung Merapi. Harga tiketnya sebesar enam belas ribu rupiah. Pembelian tiket ini juga disertai dengan penitipan kartu identitas pendaki. Tiket Masuk Harga Tiket Masuk Taman Nasional Gunung Merapi per orang Guide Pendakian Jasa Porter Sewa Trekking Pole Antar-Jemput Yogya-Basecamp Menginap di Basecamp disesuaikan Baca 50 Destinasi Wisata Terbaik di Yogyakarta Jam Buka Berbicara tentang waktu pendakian Gunung Merapi adalah sesuatu yang tentatif. Gunung ini merupakan gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu ditutup. Semuanya menyesuaikan dengan kondisi gunung. Namun, pendakian dapat dilakukan pada hari apapun dan jam berapapun selama jalur tidak ditutup. Jam Operasional Setiap Hari 24 Jam akan ditutup jika kondisi gunung sedang aktif dan berbahaya untuk pendakian Sang Mahaguru Merapi Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Gunung di tengah Pulau Jawa ini ternyata menyimpan keindahan di balik kengeriannya – Foto Google Maps / BRA Siapa tidak tahu Gunung Merapi? Nama gunung ini sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia bahkan dunia. Gunung megah ini adalah salah satu gunung berapi aktif yang masih berdiri kokoh. Beberapa kali erupsi hingga letusan masih terjadi hingga menelan korban jiwa. Meski agak menakutkan, namun keindahannya tak bisa dikesampingkan. Masih banyak wisatawan yang tertarik untuk melakukan pendakian di sini. Jika waktunya tepat, pendakian di Gunung Merapi memang bisa jadi opsi kegiatan liburan. Terlebih lagi bagi para wisatawan pecinta alam dan pendaki amatir maupun berpengalaman. Baca Bukit Bintang Yogyakarta Tiket & Pesona Opsi Jalur Pendakian Ada beberapa jalur pendakian Gunung Merapi yang bisa dijajal. Dua jalur resmi yang sering dilalui adalah Jalur Selo dan Jalur Babadan – Foto Google Maps / Bert Lanting Sebelum bertamu’ ke Gunung Merapi, calon pendaki perlu melakukan sejumlah persiapan. Salah satu yang terpenting ialah mengecek apakah jalur pendakian dibuka atau tidak. Hal ini perlu diutamakan mengingat statusnya yang masih aktif. Lakukanlah pendakian saat status gunung masih aman. Kemudian, pilih jalur pendakian yang ingin dilalui. Taman Nasional Gunung Merapi membuka dua jalur resmi yang sudah terjamin keamanannya. Jalur pertama ialah Jalur Selo di ketinggian mdpl. Jalur lainnya yang agak berat adalah Jalur Babadan di ketinggian mdpl. Baca GEMBIRA LOKA ZOO Tiket & 11+ Aktivitas Perjalanan Singkat Pemandangan alam yang tak kalah mempesona sudah tersaji bahkan saat belum mencapai kawasan puncak. Watu Gajah adalah salah satu pos dengan panorama alam terbaik- Foto Google Maps / Frankestein Highmore Dibandingkan dengan gunung lainnya, waktu pendakian di Merapi cukup pendek. Lintasan terpendek dari Jalur Selo hanya membutuhkan sekitar 4 jam perjalanan. Sementara Jalur Babadan memakan waktu kurang lebih 5 jam. Pendaki tinggal memilih level rute yang diinginkan untuk membuat estimasi waktu tempuh. Jalur Selo dimulai dari shelter sekaligus objek wisata New Selo. Dengan fasilitas yang ada, pendaki bisa bersiap-siap dengan nyaman di sini. Persiapkan bekal air karena tidak akan ada sumber air di sepanjang jalur. Jalur ini akan membawa pendaki melewati lahan pertanian dan cukup landai. Jalur Babadan dikatakan cukup berat karena medannya yang naik-turun. Ada beberapa bukit dan jalan menanjak yang harus dilewati di sini. Namun, pemandangan dari jalur ini disebut-sebut lebih indah. Jika sudah berpengalaman, pendaki bisa memilih jalur ini. Baca Taman Sari Tiket & Aktivitas Pasar Bubrah Salah satu pos pendakian yang seringkali jadi objek foto, Pasar Bubrah – Foto Google Maps / Deka Storm Jalur Selo dan Babadan akan bertemu di pos yang sama yaitu Pasar Bubrah. Medan di sini merupakan tanah berpasir dan berbatu. Cukup melelahkan dan bisa membahayakan jika tidak waspada di sini. Jika salah injak, pendaki bisa terpeleset saat melangkah. Pasar Bubrah merupakan bekas kawah utama Gunung Merapi pada masa lalu. Area ini merupakan lokasi pelaksanaan upcara bendera pada hari kemerdekaan Indonesia. Bagi yang ingin memburu sunrise, Pasar Bubrah bisa dijadikan tempat berkemah. Pilih tempat untuk mendirikan tenda yang terlindung dari hembusan angin kencang. Baca Candi Ratu Boko Tiket & Aktivitas Lukisan Alam Udara kawasan gunung yang bersih dan bebas polusi membuat Gunung Merapi jadi spot terbaik untuk menikmati panorama alam sekitar. Langit malam yang bersih bertabur bintang hingga panorama gunung di kejauhan bisa dilihat saat mendaki Merapi – Foto Google Maps / Bert Lanting Pendakian ke Merapi sebenarnya hanya disarankan hingga pos Pasar Bubrah. Namun, banyak yang sengaja mendaki hingga ke Puncak Merapi. Di sinilah letak kawahnya yang masih aktif mengeluarkan asap dan bau belerang. Pemandangan dari kawasan puncak memang menggoda siapa saja yang mendaki kemari. Terlebih bagi pendaki yang ingin melihat panorama matahari terbit. Pegunungan di sekitar Merapi pun jadi pemandangan indah lainnya. Gunung Merbabu hingga Lawu tampak mempesona di balik awan saat hari cerah. Baca BUNKER KALIADEM Yogya Tiket & Ragam Aktivitas Fasilitas Gunung Merapi Terdapat sejumlah basecamp di sekitar lereng Merapi sebagai titik awal pendaki. Salah satu yang populer adalah Basecamp Barameru milik warga bernama Mbah Min. Di sini pendaki bisa bermalam dan makan dengan tarif tak tentu. Disediakan pula tempat parkir untuk menitipkan kendaraan. Di Basecamp ini juga disediakan berbagai jasa untuk pendakian. Ada jasa guide dan porter dari warga setempat jika membutuhkan. Ada juga sewa peralatan mendaki dan layanan antar-jemput. Antar-jemput ini mengantar calon pendaki dari Yogyakarta ke Basecamp. Lokasi Gunung Merapi Gunung Merapi secara administratif terletak di dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan DIY. Sisi selatan termasuk dalam Kabupaten Sleman, sementara sisi lainnya menempati beberapa kabupaten. Kabupaten Magelang di barat, Kabupaten Boyolali di utara, dan Kabupaten Klaten di tenggara. Basecamp Barameru terletak di Dusun Plalangan, Desa Jlatah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Untuk menuju kemari, bisa digunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Sedangkan Pos Babadan terletak di Desa Krinjing, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Wisata Boyolali tersebar di setiap sudut kabupaten berjuluk New Zealand van Java atau Selandia Baru dari Jawa ini. Dengan luas wilayah sekitar km2, Kabupaten Boyolali menyimpan segudang destinasi rekreasi, mulai dari bukit, taman air, candi, air terjun, hingga gunung yang siap untuk disambangi. Apalagi, mengutip laman resmi Pemerintah Kabupaten Boyolali, masuknya daerah penghasil susu nomor satu di Jawa Tengah ini ke dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM level 2 telah memberikan angin segar untuk masyarakat ke sektor pariwisata. Berdasarkan Instruksi Bupati Boyolali Nomor 14 Tahun 2021 menyebutkan bahwa objek wisata dan keolahragaan sudah diizinkan beroperasi meskipun dengan tetap menerapkan pembatasan jumlah pengunjung. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Disporapar Kabupaten Boyolali meminta pengelola objek wisata untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah pengunjung agar tidak terjadi kerumunan. Total ada 57 sektor pariwisata yang diperbolehkan untuk melakukan uji coba, antara lain tempat wisata, kuliner dan perhotelan. Wisata Boyolali Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa destinasi wisata Boyolali yang layak untuk dikunjungi. 1. Gunung Merapi Gunung Merapi, salah satu destinasi wisata Boyolali ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc. Gunung Merapi terletak di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kabupaten Boyolali. Gunung berapi aktif dengan ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Untuk menuju puncak merapi, terdapat beberapa jalur yang bisa dilalui para pendaki, salah satunya jalur New Selo, Desa Selo, Kabupaten Boyolali, dengan estimasi pendakian 5 - 6 jam. Di sepanjang jalur pendakian, para pendaki akan melintasi beberapa pos, yakni Basecamp - New Selo - Pos 1 - Pos 2 - Watu Gajah - Pasar Bubrah - puncak Gunung Merapi. Keindahan pemandangan di atas puncak Gunung Merapi tak perlu diragukan lagi. Selain bisa menyaksikan bentang alam lereng gunung dan kota-kota di bawahnya, beberapa penampakan gunung tinggi bisa terlihat dari atas puncak Gunung Merapi. 2. Gunung Merbabu Sama dengan Gunung Merapi, secara administratif Gunung Merbabu meliputi beberapa daerah di Provinsi jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, Semarang, dan Boyolali. Dengan ketinggian mdpl, Gunung Merbabu menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki untuk menaklukan puncaknya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan mendaki puncak Merbabu. Pasalnya, Gunung Merbabu berpotensi hujan lebat, udara dingin, kabut tebal, dan sulit menemukan sumber mata air. Tetapi tantangan yang dilalui sepadan dengan hasilnya. terdapat beberapa rute pendakian yang bisa dilalui untuk menuju puncak Gunung Merbabu, yakni jalur Selo, Suwanting, Kopeng, dan jalur Wekas. 3. Bukit Gancik Selo Bukit Gancik Selo terletak di antara dua lereng Gunung, yakni Merbabu dan Merapi. Jabal yang terbilang anyar ini berada di Gancik, Dusun Selo Nduwur, Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Mengutip Ksmtour, pengunjung hanya perlu menyiapkan Rp sebagai tarif masuk. Selanjutnya, para pendaki dapat menikmati panorama alam dari gardu pandang setinggi 10 meter yang menghadap langsung ke Gunung Merapi. Selain menikmati alam dari gardu pandang, di bukit setinggi sekitar mdpl ini pendaki bisa mendirikan tenda untuk bermalam atau sekadar berfoto dengan memanfaatkan berbagai spot yang instagramable. 4. Bukit Kinasih Wisata Boyolali Bukit Kinasih Instagram/ Bukit kekinian dengan spot foto menarik ini terletak di Pasah, Dusun I, Senden, Selo, kabupaten Boyolali, Jawa tengah. Di puncak Bukit Kinasih, wisatawan dapat memanjakan mata dengan megahnya Gunung Merbabu, Merapi, Lawu, Sindoro, dan pemandangan Kota Boyolali. Objek wisata di lereng Gunung Merbabu ini berada di ketinggian mdpl. Di puncaknya, tersedia beberapa spot gardu pandang yang disediakan oleh pihak pengelola. Namun, sebelum mendaki, sebaiknya perhatikan faktor cuaca agar aktivitas mendaki bisa dilakukan dengan aman dan nyaman. Mengutip Native Indonesia, untuk menjajal Bukit Kinasih, pengunjung hanya perlu menyiapakan dana Rp per orang. 5. Ekowisata Taman Air Tlatar Di ekowisata Taman Air Tlatar tersedia beragam wahana wisata yang bisa dijajal pengunjung, mulai dari kolam renang, becak air, pemandian untuk orang dewasa, flying fox, hingga restoran dan spot kuliner lainnya. Daya tarik utama destinasi wisata yang satu ini ialah sumber mata air alami yang jernih dan segar. Untuk memasuki wilayah ekowisata yang terletak di Kebonbimo, Kecamatan Boyolali ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan dana sebagai tiket masuk. Di samping itu, terdapat tiket terusan di beberapa wahana yang tersedia. 6. Candi Lawang Wisata Boyolali Candi Lawang Wisata perpaduan sejarah dan alam ini terletak di tengah taman yang dikelilingi pepohonan rindang. Candi yang berlokasi di Lawang, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini pertama kali ditemukan pada 1972 oleh para arkeolog Belanda. Candi peninggalan Hindu abad Ke-9 ini memiliki lima bangunan dengan tampilan yang begitu etnik. Di samping itu, di sekitar candi terdapat bebatuan yang belum disusun. Selain Candi Lawang, di Desa Gedangan berdiri kokoh Candi Sari yang ditemukan sekitar tahun 1967. Bukit tempat candi ini berdiri dipercaya sebagai sumber mata air bagi masyarakat setempat. 7. Air Terjun Kedung Kayang Air terjun yang terletak di antara Gunung Merbabu dan Merapi ini menjulang setinggi 40 meter. Alirannya yang deras berasal dari empat mata air, sehingga tidak pernah mengalami kekeringan, sekalipun saat musim kemarau. Air terjun yang terletak di ketinggian mdpl ini memiliki dua jalur trekking. Satu jalur menuju dasar air terjun dan jalur lainnya menuju atas air terjun. Pengunjung bebas memilih hendak menikmati pemandangan curug dari sudut yang mana. Air Terjun Kedung Kayang buka dari pukul - WIB dengan harga tiket masuk per orang. 8. Air Terjun Semuncar Selain Air Terjun Kedung Kayang, Boyolali menyimpan curug indah lainnya, yakni Air Terjun Semuncar yang berada di timur lereng Gunung Merbabu atau tepatnya di Desa Candisari, Kecamatan Ampel, Boyolali. Tersedia dua jalur yang bisa dilalui pengunjung, yakni area perkebunan warga sekitar, dan jalur Sungai Cipendok. Jalur kedua cenderung terjal dan dipenuhi bebatuan besar. Mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan, ada baiknya memilih jalur pertama. Objek wisata yang satu ini dikelola oleh karang taruna dan pegiat alam Desa Candisari, sehingga biaya masuknya pun cukup terjangkau, yakni per orang. My mind went blank for a moment when a friend of mine said that he would be climbing Mount Merapi with his friends. It had been a while since I last climbed a mountain, which is Mount Rinjani in 2006. I doubted I would be able to climb Mount Merapi. On top of that, Mount Merapi, is an active volcano. On the other hand, I knew that climbing Mount Merapi would be an amazing thing to do. I knew that the landscape of Mount Merapi is so beautiful. In fact, from the top of the volcano you can even see Mount Sundoro, Sumbing, Lawu and Merbabu. This is the reason why I finally decided to join the climb. That and my love of nature. Climbing Merapi There’s something special about watching the sunrise from the highest peak. You see the land spread out below you for miles around. The sun is in the distance creating shadows over the landscape. It’s an incredible view and I want to share it with you. In this guide I want to share with you my experience climbing Merapi as well as reveal everything you need to know about climbing Merapi. It’s a trip I can arrange for you. I’ll start at the very beginning. Yogyakarta to Merapi It takes almost two hours to go from Yogyakarta to Merapi New Selo Basecamp. It’s a long drive and although you can do it by motorbike I would really recommend taking a car. There’s a good reason for this; most people climb Merapi in the evening. Normally around 10-11pm at night. They do it so that they can watch the sunrise from the peak of Merapi. Of course it is possible to climb Merapi during the day, but most people don’t do this as it’s super hot. An alternative to climbing during the day is to hike to the top of the Merapi in the evening. This is a good option to do if you want to camp at the top of Merapi. I digress. The first time I climbed Merapi we departed from Yogyakarta at pm and arrived around am at New Selo, the base camp for Mount Merapi. New Selo When you arrive at New Selo the hike really starts. It’s around 4 km from New Selo to the summit. In terms of altitude the trek is from 2200 m to 2900 m above the sea level. It’s a four kilometres at an elevation of 700 meters on what can feel like a nearly vertical track. Most people need 4 hours to climb from New Selo to the peak of Mount Merapi. The first time I climbed needed hours to climb to the first peak. When the sun rose I was not even at the top of the volcano, but I was almost there! The darkness my torch was not good enough, my poor stamina, the cold luckily me that it didn’t rain! and the hard wind are all factors slowing me down. I was so lucky though because I had a great companion for the climb. The good thing about arriving late at the peak was that I didn’t get too cold. The second time I climbed I was freezing. I arrived well before sunrise and immediately I felt the cold wind. For this reason I’d really suggest bringing a warm coat and maybe some good gloves. The Peak There are two peaks to Merapi. The first peak is before the actual crater summit of the volcano. It’s a large bowel that is relatively flat and stretches out for a square kilometre or more. This is where people will normally camp if they are hiking to the top of Merapi. People call it Pasar Bubrah. The second peak is the crater peak. This is the really tough bit, which people start to climb just as the sun rises. It’s a 200 meter elevation up a shale slope of loose stones. When you climb this slope feels like you are taking three steps forwards and two steps back. It’s the most exhausting part of the climb and many people never actually make it to the top. By the time you’ve climbed to the top of this peak you will be tired and dusty. The view from the top though is 100% worth it. Oh, the other great thing about going to the top is that by the time you return to the bottom you normally have breakfast and a warm cup of tea. The Descent For many people the climb down is actually a lot harder than the climb up. One thing I can say about the climb down though is it’s a lot faster than on the way up. I actually made it in 2 hours, which is probably quite slow, but I felt proud of myself. Dusty, tired, but proud. Even though I was super tired, the journey was not painful, because the landscape was really amazing. So beautiful in fact that I have a really hard time putting it into words, so check out my pictures here. My legs were sore, but I was really happy that I had decided to climb Merapi. It was a great experience with wonderful new friends and good companions! What else do you need, right? Preparation While you don’t need to put much thought into preparation to hike Merapi, I would put a little thought into it I did once see three Chinese girls climbing Merapi in fancy shoes and carrying handbags, but I really advise against it. Here are a few of the things I suggest you bring Trekking shoes or I found out that running shoes, with a good grip, are ok Trekking / hiking clothes example a quick dry t-shirt is great to wear, but a cotton t-shirt is ok as well Raincoat Water + Energy bars or banana or chocolate Trekking pole optional Warm clothes it gets really cold at night/before sunrise Torch – headlamp even better usually provided by the tour operator, but good to have a backup or you can use your cellphone flash light as a last resort Final Thoughts Personally I love climbing mount Merapi because the view that you’ll get from Pasar Bubrah is just amazing well.. I confess the views from the top are usually amazing!. You will see Mount Merbabu to the north and Slamet, Sumbing, and Sindoro mountains to the west. It’s really special and something I recommend to all my adventurous friends who are visiting Yogyakarta for the first time. To get an idea of what to expect from the climb I’ve created this video. I hope you like it. Let’s Conquer Merapi Hiking Mount Merapi is one of the most fun things I’ve done in Yogyakarta and I suggest it to all of my good friends when they visit Yogyakarta that’s actually my best friend who I climbed with in the video. To help you make the climb for yourself I’ve partnered with a local travel agency. Interested in hiking Merapi? Press the button below to find out more. Have you ever climbed a volcano? How was it and what was your biggest challenge?

watu gajah gunung merapi